Selasa, 08 September 2015

Dam Semagi Bungo




Tepat pada tanggal 20 Juli 2015, ya! sekitaran lebaran ke-3, saya bersama ketiga rekan saya yaitu Dasuki, Irham serta satunya saya malas sebut namanya, karena namanya ikut-ikutan nimbrung di antara nama saya…he he he. Kami berempat mencoba berlari sejenak dari kepenatan rutinitas di kampung halaman dengan  memanjakan mata serta merileksasi pikiran melalui wisata alam. Setelah izin sama orang tua kami pun berangkat dari rumah kira-kira pukul 10.00 Wib dan sampai di sana kurang lebih pukul 14.00 Wib.
Sesaat sebelum memasuki daerah kawasan wisatanya,  mata kami sudah dibuat takjub dengan bentangan sawah nan hijau, perumahan panggung nan eksotik, aliran sungai nan jernih serta pepohonan hijau seakan menyapa kami, kondisi ini seakan memupuskan rasa capek kami setelah menempuh perjalanan selama 4 jam dari Desa Tuo Ilir Tebo Ilir. Cukup dengan membayar uang Rp10.000,00 termasuk parkir kita sudah bisa menikmati wisata Dam Semagi tersebut. Sedangkan bagi kalian yang berada di luar Provinsi Jambi, kalian bisa turun di Bandara Sulthan Thaha Jambi dan diteruskan perjalanan darat menuju Kabupaten Ma Bungo kurang lebih 6-7 jam, selanjutnya hanya dengan menempuh 40 km kita sudah sampai di Kecamatan Tanah Tumbuh. Wisata ini adalah wisata paling digemari di Provinsi Jambi, terutama masyarakat Tebo, Bungo serta Merangin.
Pada awalnya Dam Semagi ini merupakan bangunan air peninggalan penjajah Belanda, diperkirakan dibangun pada tahun 1937 dan sampai saat ini keasrian dan kemurniannya air yang mengalir di antara bebatuan-bebatuan besar tersebut masih terjaga dengan baik, kondisi ini yang kemudian coba dimanfaatkan oleh PEMDA dan warga sekitar sebagai wisata air. Selain itu dam ini mempunyai saluran tertier sepanjang 26.045 m dengan 9 bangunan dan berfungsi untuk mengairi sawah seluas 248 ha. Sedangkan dam Batang Uleh selain sebagai irigasi sawah di hilirnya, juga dimanfaatkan sebagai wisata tirta & budidaya ikan keramba.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar