Tepat pada
tanggal 20 Juli 2015, ya! sekitaran lebaran ke-3, saya bersama ketiga rekan
saya yaitu Dasuki, Irham serta satunya saya malas sebut namanya, karena namanya
ikut-ikutan nimbrung di antara nama saya…he he he. Kami berempat mencoba berlari
sejenak dari kepenatan rutinitas di kampung halaman dengan memanjakan mata serta merileksasi pikiran
melalui wisata alam. Setelah izin sama orang tua kami pun berangkat dari rumah
kira-kira pukul 10.00 Wib dan sampai di sana kurang lebih pukul 14.00 Wib.
Sesaat sebelum memasuki daerah kawasan wisatanya,
mata kami sudah dibuat takjub dengan bentangan sawah nan hijau,
perumahan panggung nan eksotik, aliran sungai nan jernih serta pepohonan hijau
seakan menyapa kami, kondisi ini seakan memupuskan rasa capek kami setelah
menempuh perjalanan selama 4 jam dari Desa Tuo Ilir Tebo Ilir. Cukup dengan
membayar uang Rp10.000,00 termasuk parkir kita sudah bisa menikmati wisata Dam
Semagi tersebut. Sedangkan bagi kalian yang berada di luar Provinsi Jambi, kalian
bisa turun di Bandara Sulthan Thaha Jambi dan diteruskan perjalanan darat
menuju Kabupaten Ma Bungo kurang lebih 6-7 jam, selanjutnya hanya dengan
menempuh 40 km kita sudah sampai di Kecamatan Tanah Tumbuh. Wisata ini adalah
wisata paling digemari di Provinsi Jambi, terutama masyarakat Tebo, Bungo serta
Merangin.
Pada awalnya Dam
Semagi ini merupakan bangunan air peninggalan penjajah Belanda, diperkirakan dibangun
pada tahun 1937 dan sampai saat ini keasrian dan kemurniannya air yang mengalir
di antara bebatuan-bebatuan besar tersebut masih terjaga dengan baik, kondisi
ini yang kemudian coba dimanfaatkan oleh PEMDA dan warga sekitar sebagai wisata
air. Selain itu dam ini mempunyai saluran tertier sepanjang 26.045 m dengan 9
bangunan dan berfungsi untuk mengairi sawah seluas 248 ha. Sedangkan dam Batang
Uleh selain sebagai irigasi sawah di hilirnya, juga dimanfaatkan sebagai wisata
tirta & budidaya ikan keramba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar