Ada yang menarik ketika aku
berjalan ke komplek Taman Pintar, lebih tepatnya Museum Kolong Tangga yang
berada sebelah utara Malioboro Yogyakarta pada hari Ahad (6/08/15). Di dalamnya
aku serasa kembali dalam nostalgia masa
kanak-kanak, kedua bola mataku seakan dimanjakan dengan beragam koleksi dan
miniatur permainan anak-anak nusantara hingga dunia. Setelah kurang lebih 45
menit menyisiri sudut demi sudut sambil sesekali mengabadikan negeri dongeng
ini, aku tanpa sengaja dipertemukan dengan sosok lelaki bule bertubuh besar
berkulit putih asal Belgia. Ya! Dialah sang penggagas berdirinya Museum Kolong
Tangga ini. Bapak Rudy Corens namanya.
Sampai akhirnya dia menanyakan
namaku serta asalku. Begitu ia tahu aku berasal dari Sumatera Jambi. Ia pun
melontarkan sebuah pertanyaan; “bagaimana masih adakah permainan anak-anak di
daerahmu yang belum dipublikasikan di sini?”. “Saya kira masih ada beberapa
permainan yang belum ada mister”. Jawabku. Kondisi ini rupanya semakin menggugahnya untuk
mengajakku mengobrol sedikit agak serius. Singkat cerita karena dia masih punya
kesibukan lain, kami pun membuat kesepakatan untuk bertemu kembali di lain
waktu, bahkan saking penasarannya dia berharap bisa ikut denganku ke Jambi.
Kondisi ini terus terang saja
sangat mengispirasi sekaligus menambah vitamin motivasiku, karena aku juga
cukup mencemaskan keberadaan permainan-permainan tradisional yang menghiasi
keceriaan masa kecilku. Karena sudah menjadi rahasia umum bagaimana
mahadahsyatnya perkembangan game online dan
teknologi gadget. Hampir sulit ditemukan anak bermain kalereng, karet gelang,
gambar, ladang, tapekong, pancit, tengkot, lempar timah rokok, dan apapun itu.
Berikut aku coba mengingat-ingat beberapa permainan yang sempat hadir di tengah
berlalunya masa indah itu:
1.
Kalereng
Permainan
bendah bulat padat yang rata-rata berukuran 1,5 inci adalah salah satu permainan
yang sangat kugemari, bahkan tak jarang aku balik ke rumah sesaat sebelum
muazin mengumandangkan azan Maghrib, biasanya sebagai penanda kami berpatokan
menyala tidaknya bola lampu listrik. Jika sudah menyala aku pun bergegas pulang
dengan tubuh dekil dan bau, sehingga tak jarang sesampai ke rumah dimarahin
bahkan dipukuli, karena bermain melewati batas waktu.
Permainan
bendah yang juga biasa disebut ekal ini
kugemari sejak usia kurang lebih 5 tahun hingga saat ini. Aku kerapkali
menabung dari hasil penjualan kalereng ke teman-teman setelah aku memenangkan
banyak permainan. Aku sungguh sangat menikmati permainannya. Menurut bentuknya
permainan ini ada 5 cara:
a.
Bunoh
kujut yaitu
permainan ini dengan cara kujut (kalereng yang kita gunakan) mengenai kujut (kalereng yang dipakai lawan),
apabila berhasil maka lawan dinyatakan keluar dari permainan.
Langkah-langkahnya:
1)
Menentukan
tagan (kalereng yang dipasang untuk diperebutkan)
2)
Membuat
pot (bidang segitiga untuk menyusun tagan)
3)
Membuat
garis start untuk melakukan pitikan ke arah tagan
4)
Semua
peserta secara bergantian melakukan pitikan
5)
Siapa
saja yang bisa mengeluarkan kalereng dari potnya yaitu dengan 3 ukuran kalereng,
maka ia dinyatakan mendapatkan buah dan bisa membunuh lawanya. Apabila
sama-sama mendapatkan buah maka ditentukan berdasarkan jauhnya jarak kujut
(kalereng yang digunakan untuk alat permainan) ke pot.
6)
Namun
ketika melakukan pitikan kujut yang digunakan bersarang dalam pot atau mengenai
sukatan (dalam 3 ukuran kelereng termasuk kujut), maka ia dinyatakan tidak bisa
melanjutkan permainan.
7)
Apabila
saat dalam permainan kujut lawan mengenai kujut kita yang mendapatkan buah
(yang berhasil mengeluarkan kalereng), sedangkan ia belum mendapatkan buah,
maka ia pun dinyatakan mengakhiri permainannya alias mati.
8)
Permainan
ini juga menggunakan istilah manis yaitu ketika kita berhasil mengeluarkan buah
dan posisi kujut kita berada dalam jarak maksimal 1 jengkal, maka keadaan ini
sangat membantu kita untuk mengendalikan permainan serta membunuh kujut lawan.
9)
Kemudian
siapa yang terakhir tersisa dalam permainan ini, maka dia lah yang berhak
mengambil semua buah yang yang diperebutkan.
b.
Ambek
buah yaitu
permainan yang satu ini sedikit lebih simpel, karena tugas masing-masing yang
bermain mengeluarkan buah yang ada dalam pot dengan kujutnya. Di dalam
permainan ini siapa yang pintar mengeluarkan buah, maka ia lah pemenangnya,
karena begitu buah berhasil dikeluarkan langsung diambil. Sedangkan peraturan
lainnya sama dengan bunuh kujut di
atas.
c.
Kepalok
ular yaitu permainan
ini dengan membuat bidang garis membentuk kepala ular, kemudian melakukan
pitikan, siapa di antara yang bisa mengenai kepala ularnya, maka ia berhak
mengambil semua buah tersebut dari yang terkena sampai ke bawah, seterusnya
baik kita atau yang lain hanya memperebutkan bagian kepala. Biasanya dalam
permainan ini jarak melakukan pitikan lebih jauh dibandingkan bunuh kujut ataupun ambek buah dan tagannya juga jauh lebih banyak.
d.
Maen
kilan yaitu
permainan ini jauh lebih sederhana dan biasanya diikuti cukup 2 sampai 3 anak
saja. Tugasnya sangat sederhana hanya cukup melakukan pitikan ke arah kujut
lawan, apabila posisi kujut kita maksimalkan 1 jengkal, maka berhak meminta
kalereng yang disepakati untuk dipertaruhkan dan begitulah seterusnya.
e.
Bintih
kujut yaitu kita melakukan pitikan mengenai kujut
lawan, apabila kena kita berhak meminta kaleremg sesuai kesepakatan.
2. Karet gelang
2. Karet gelang
Permainan
karet gelang ini juga sangat popular di Jambi, khususnya Kabupaten Tebo.
Berikut langkah sederhana permainan ini:
a.
Menentukan
tagan (jumlah karet gelang dari masing-masing anak untuk diperebutkan)
b.
Membuat
pancang (biasanya lidi kelapa kerap digunakan sebagai tempat untuk meletakkan
karet gelang)
c.
Menentukan
posisi untuk melakukan bidikan
d.
Kemudian
karet gelang boleh diambil, apabila terlepas dari pancangnya
3. Maen gambar
Permainan
tradisional satu ini ada 2 cara memainkannya:
A. Maen
tepak yaitu
biasanya dilakukan hanya 2 anak, pertama kali menentukan tagan (gambar yang
akan dipertaruhkan), lalu kedua anak tersebut meletakkan gambar yang
dijadikannya kujut di telapak tangannya, kemudian secara bersamaan mengadu
telapak tangannya, seperti kira-kira saat tos. Kujut dinyatakan mati bila
posisi gambarnya terbalik atau terlungkup dan apabila dalam posisi tegak, maka
ia boleh meneruskan permainan.
B. Maen
lambong yaitu
dimana kujut secara bersamaan dilemparkan ke udara, mana kujut yang dinyatakan
mati, maka ia tidak boleh meneruskan permainan. Cara kedua ini cenderung
dilakukan secara rame atau banyak anak.
4.
Maen sen timah rokok
Maen sen timah rokok ini adalah memperebutkan timah
rokok atau bagian terdalam bungkus rokok, bagi anak-anak di sana itu
diibaratkan sen (duit). Biasanya rokok yang paling gampang ditemukan dihargai
rendah dan begitu sebaliknya. Berikut cara permainannya:
A. Menentukan tagan (sen timah rokok
yang bakalan dipertarukan)
B. Membuat lingkaran untuk
meletakkan semua sen timah rokok yang diperebutkan
C. Menentukan garis untuk melakukan
lemparan, biasanya lemparan menggunakan sandal
D. Apabila sen timah rokok keluar
dari lingkaran, maka langsung boleh diambil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar