Selasa, 08 September 2015

Bahasa [Lain] Untuk Sebuah Teguran atau Ajakan


Jambi salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kearifan lokal yang luar biasa untuk mendidik dengan tata karomah serta etika yang bermartabat, salah satunya terdapat di Desa Tuo Ilir Tebo Ilir Tebo. Salah satunya keunikan tersebut yaitu dari segi bahasa untuk menegur atau mengajak seorang. Di sana kerap menggunakan bahasa kiasan atau mungkin sedikit memiliki kemiripan dengan majas dalam bahasa Indonesia. Berikut adalah bahasa kiasan yang sering diucapkan masyaraknya:

1.      Jangan duduk di atas bantal nanti kena bisul. Kiasan ini pada dasarnya mungkin lebih ke arah tatah karomah, karena pada prinsipnya bantal adalah tempat kepala. Oleh karena itu tidak boleh diposisikan sebagai tempat bokong.
2.      Jangan duduk di muka pintu nanti kau dilamar tidak jadi. Bahasa teguran satu ini lebih ke arah tatah karomah dan sedikit kekhawatiran. Karena duduk di muka pintu mengganggu orang lalu lalang sekaligus beresiko jatuh ke bawah, apalagi seperti rumah panggung yang biasa ada di Jambi.
3.      Tunggu dulu pergi nanti kau kepunan (naas). Tata karomah lagi-lagi ditekankan di sini, karena ketika makanan sudah siap dihidangkan, maka kita diharapkan menghormati sang pemilik rumah dan bukan seenak-enak sendiri langsung pergi.
4.      Tolong habiskan nasinya nanti dia menangis. Seorang ibu atau ayah kerap menegur anaknya dengan bahasa ini ketika sedang menyantap makanan, karena di sini ada prinsip menghargai makanan dan bagaimana susahnya mencari pangan hingga ia menjadi sebutir nasi.
5.      Buahnya jangan dilempar-lempar nanti pusing kepala kau ketika makannya. Prinsip di dalamnya juga mengandung teguran untuk menghargai makanan.
6.      Jangan memakai baju terbalik nanti hari hujan. Kiasan ini lebih kepada prinsip ketidakpantasan serta ketidakenakan dipandang mata, apalagi di tengah keramaian banyak orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar